Kontrak Neraka

hanya berdasarkan imajinasi.. , sama sekali bukan berdasarkan pengalaman empiris

==============================================

Duuh....

aku mau mati... mau mati.... mau mati....

serasa nggak ada kalimat lain di otakku sekarang, kecuali

"aku mau mati"

(1 jam yang lalu saat ulangan fisika)

aku tidak bisa mengerjakan ini.... payah

yang aku bisa kerjakan hanya 50% saja... aku akan remidi

kalau aku nggak tuntas dan harus remidi.... aaah yang benar saja!

--

memang kedengaran gila... tapi satu ulangan remidi akan berdampak padaku...

apalagi fisika, karena aku harus masuk jurusan IPA

aku stress.... tak bisa konsentrasi pada pelajaran.

Aku mengaduk2 isi kotak pensilku, kemudian mengambil sebuah cutter..

tapi... tidak, masa aku harus bunuh diri dengan tidak mengubah keadaan seperti ini?

"Vyl , kenapa?" tanya temanku, James yang tiba2 ada di sampingku

"a..ah.. ng nggak kenapa2 kok" kataku. Eh, masa aku harus bilang kalau aku mau bunuh diri.

".... kamu bisa cerita... tampaknya kamu lelah" katanya iba

dia tahu? ngg... coba aku cerita saja.. mungkin nggak ada salahnya juga..

....

"ooh.... jadi kamu ingin menghindari remidi?" katanya

"i..iya, misalnya dengan vodoo si guru atau apalah" meski aku bukan atheis, aku tidak tahu dari mana ide ini muncul.

".... aku punya ide yang lebih baik Vyl" katanya tersenyum licik "vodoo tidak dapat digunakan berkali2, lebih tepatnya tidak efisien."

Ia melanjutkan " tapi jika kamu minta kamu menjadi pintar...., kamu bisa"

"caranya?"

"pergilah ke gereja (nama gereja setan) dan minta petunjuk di sana"

Apa? gereja setan? tidak... aku tidak mau... 

tapi meskipun aku berpendapat masalah di bumi hanya sementara.... ketakutanku mendorongku pergi ke gereja itu

***

(sabtu, 00.00)

Aku keluar rumah dengan sembunyi2 dan perlahan, menuju tempat itu.

Ketika sampai aku merasakan aura yang sangat sesak... dan di sana ada seseorang berjubah hitam.. apa dia pendetanya ya?

Ia mendekatiku  ( tampaknya dia sudah tahu aku akan datang) dan memberiku sebuah pisau dan cawan.

"goreslah tanganmu dengan pisau ini, kemudian tampung darahmu pada cawan"

ukh.... kenapa aku tetap ingin melakukan ini?

tiba2 datang suara, pendeta itu keluar ruangan

"apa yang kamu inginkan? kekayaan? kebahagiaan? kecantikan? minta apa saja"
"a.. apa saja?"

"yaa..." kata suara itu mendesis

dengan jantung berdebar kencang dan keringat dingin mengalir aku memberanikan diri berkata

"Buatlah aku pandai sehingga nilai2ku bagus dan aku bisa masuk di jurusan IPA"

jika bukan karena orangtua yang memaksaku masuk jurusan IPA, aku tidak akan melakukan hal ini. Namun mereka sudah memaksaku dan jika tak mau malu seumur hidup, aku harus masuk IPA. kedengaran gila, tapi ini caraku, cara terakhirku.

"Dikabulkan, dan terimalah tanda perjanjian kita. Ini kontrak atas penggunaan kuasaku, jika mati nanti rohmu akan masuk neraka"

Tiba2 semua sunyi... 

errgh.. dimana ini..

eh? aku ada di kamarku? apa semua ini mimpi?

kunyalakan lampu... astaga! 

aku nyaris jatuh ketakutan

lambang 666 melekat pada tangan kiriku

***

(sebulan setelah kejadian itu)

"Priscvyl, lagi2 kamu dapat nilai sempurna"

"iya, kamu pintar sekali sih?"

aku sudah bosan dengan perkataan2 ini...

yah... tentu saja ... memang begini seharusnya

aku harus menggunakan segala peluang agar dapat memenuhi keinginan orangtuaku...

kadang hati nuraniku berkata aku bodoh.... namun aku harus bagaimana lagi?

Akhirnya aku naik ke jurusan IPA.... senang sekali

aku pun langsung melupakan kontrakku di gereja itu...

pokoknya targetku adalah masuk jurusan kedokteran di kuliah

ya... lagi2 gara2 orangtuaku...

***

"A.. ayah? ibuu??!" jeritku...

tanpa sebab yang jelas tiba2 mereka sudah tergeletak tak bernyawa di kamar mereka.

Padahal kemarin malam mereka masih sehat2 saja... mengapaa??

tiba2 aku teringat kontrakku malam itu...
pasti... pasti gara2 kontrak itu... sial, aku harus bagaimana? 

segera aku berlari ke gereja itu...

pendeta itu tak ada di sana... aku mencari pisau dan melakukan hal yang sama seperti waktu itu...

darah menetes perlahan.... tapi "makhluk" itu tidak datang

kurang banyak, pikirku..

aku mulai mengiris lebih dalam

darah mulai memancar.. karena nadiku terpotong

akhirnya kesadaranku mulai hilang karena kekurangan darah

aku terjatuh....

di tengah2 kesadaranku yang makin menipis, hati nuraniku berkata dengan kuat

"Iblis tak akan memberikan segala sesuatu dengan cuma2 dan membuat keadaan bertambah baik, ia justru akan membuat keadaan buruk bertambah kritis"

Ooh Tuhan, mengapa?

mengapa realitas kehidupan dan kesulitan seperti ini membutakan aku?

Ampuni aku.... 

aku sangat takut.... hingga detik2 terakhir aku merasa akan masuk neraka

tapi kebaikan Tuhan kembali dinyatakanNya...

***

"di... dimana aku?"

"Kamu di rumah sakit..." kata seorang perawat

"eh? kenapa... aduuh" tangan kiriku mati rasa...

heh? kenapa tangan kiriku sakit sekali?

"Tadi ada seorang pemuda yang membawamu ke rumah sakit... dia menyuruh agar tangan kirimu diamputasi saja" 

ooh. aku mengerti... pernah aku dengar lebih baik kita memotong tangan kita (untuk menghilangkan tanda itu) daripada seluruh tubuh kita utuh dicampakkan ke dalam neraka... 

"jangan khawatir, orangtuamu juga sudah dirawat di ruang sebelah. Kondisi mereka semakin membaik"

syukurlah....

aku terharu...Tuhan.. betapa Engkau sangat baik....

walaupun aku seperti ini tapi Engkau tetap menyelamatkan aku....

tak habis2 aku berdoa dan mulai sejak saat ini, aku terus belajar dengan giat hingga bisa menyelesaikan studi dengan baik...

Dan James... siapa yang tahu? mungkin dia masih menjadi hamba iblis hingga sekarang...