sudah lama saya gak nulis cerpen yang berkaitan dengan human interest dan teologi << ini gak pernah
baik, kalo gitu aku mau mulai nih... nulis ide dadakan...
===
Alkisah ada 3 orang pertapa yang pergi bertapa ke sebuah gunung karena disuruh oleh guru mereka. Selain itu, mereka ingin bertapa untuk membuka jalan masuk surga bagi mereka. Dan tidak lupa untuk menempa diri mereka juga harus menahan godaan dan hawa nafsu masing2.
Mereka pun memulai perjalanan. Sudah berpuluh2 kilometer mereka berjalan.Namun mereka tidak merasa lelah karena saling menghibur satu sama lain. Sebenarnya niat mereka sangatlah kurang.. mereka hanya ingin menjalankan perintah guru mereka dan segera pulang. Karena sebenarnya ada hal yang mengikat ketiga orang ini dan membuat mereka tidak bisa meninggalkan hal duniawi itu yaitu nafsu mereka sendiri...
Di sebuah jalan setapak yang sepi tiba2 ketiga orang ini mendapat penglihatan. Semacam ilusi. seorang wanita cantik berkata kepada mereka masing2.. "Maukah pergi ke surga bersamaku? kalau mau tentu aku akan senang. Kita akan hidup damai di sana. Anda mau?" tanyanya. Pertapa pertama yang "playboy" alias penggemar wanita itu tergoda dan akhirnya ia tidak bisa menahan hawa nafsunya sendiri. Ia pun setuju dan lupa bahwa ia sedang dalam pengembaraan untuk menempa diri. Akhirnya ia menyambut tangan wanita itu , dibawa pergi entah ke mana, dan seketika itu, nyawanya hilang. Kedua temannya yang tidak menerima tawaran itu lepas dari ilusi dan kaget ketika melihat pertapa pertama jatuh tak bernyawa ke tanah. Mereka akhirnya memutuskan untuk mengubur pertapa pertama di dekat situ dan melanjutkan pengembaraan..
Sampai di tikungan yang curam mereka mendapat penglihatan lagi. Kali ini ada tumpukan botol2 bir beraneka ragam dengan kadar alkohol yang bermacam2 juga. Pertapa kedua memandang takjub tumpukan itu... Ia terikat oleh minuman beralkohol dan bir. Ia pun melakukan hal yang sama dengan pertapa pertama. Pertapa kedua berlari mendekati tumpukan itu tanpa sadar ia lupa bahwa itu ilusi dan akhirnya ia malah terjun dari lereng yang curam itu.Mati seketika. Pertapa ketiga hanya mampu berdoa sebab ia tidak mungkin turun ke tempat pertapa kedua karena sudah sangat lapar dan lelah. Pertapa ketiga pun melanjutkan perjalanan.
Pertapa ketiga hampir sampai di puncak gunung ketika ia melihat ilusi ketiga. Ada cahaya di kejauhan. Ia berpikir pasti itu emas dan uang logam yang bercahaya. Ia pun lupa dengan misinya dan mendekati cahaya itu tanpa menyadari ia digiring menuju kawah gunung tersebut. Pertapa ketiga melihat ke bawah dan melihat (ilusi) berjuta2 uang perak, emas, dan bermacam2 benda berharga tinggi lainnya. Maka segeralah ia terjun mengambil barang2 tersebut... tapi yang ia dapati adalah kematian...
Sia sialah usaha jika tiada tujuan. Dan sia sialah usaha ketika ego dan nafsu tak bisa lagi dikendalikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
write comment here if you want :)
I'll accept happily all sugestion and critics